Terhenyak

Sebenernya di bulan Ramadhan ini, gua udah buat 3 postingan (termasuk ini) tetapi entah kenapa gua merasa tulisan gua masih kurang, banyak yang perlu diperbaiki, tidak layak baca dan....... akhirnya jadi deh, postingan galau gua. Met baca cemua.

Pagi ini, pikiran dan perasaan gua cukup terhenyak, sedang menonton televisi bersama adek gua, tiba-tiba di subtitle-nya ada tulisan "apologize" dan adek gua yang mungkin 80% di otaknya adalah 5W + 1H sekonyong-konyong bertanya,

"apologize itu apa ka?"
"itu minta maaf"

Sederhana sih, tapi gua tiba-tiba kepikiran ke masa-masa lampau. Mungkin gua bakal mencoba membawa kalian mengingat-ingat hal semacam ini. Dan juga berhubung kalian pasti lagi familiar dengan kata “maaf” hari ini.

Minta maaf adalah sebuah ekspresi atau ungakapan ketika kita sedang berbuat salah. Tapi sadarkah kalian, bahwa kita pernah menuntut seseorang untuk me-minta maaf kepada kita padahal kita sama sekali ga meminta atau menyuruh dia atau bahkan, dia merasa ga bersalah sama sekali?

Ketika kalian di kereta, jam 8 malam. Pengen banget dapat tempat duduk, dan keretanya malah ramai. Kalo-pun ada kemungkinan ga muat, palingan cuma muat satu belahan pantat, satunya ga dapet. Ga ada tempat duduk karena ada segerombolan remaja yang nobar info menarik di Tivi Commuter Line (yang namanya gue lupa)  atau orang yang duduknya ngangkang. Kalian pasti berdumel, mengoceh, mengumpat di dalam hati. Berharap ada kebaikan atau minimal permintaan maaf dari mereka, nyatanya ngga bakal!

Itu baru contoh di kereta, belum ketika akademik. Kalian udah cape-cape belajar 28 jam mata kuliah yang penuh hapalan, lalu teman kalian, dengan enaknya membuka handphone saat ujian. Dan buruknya lagi, nilai kalian apes, nilai teman kalian sempurna. Berharap ada permintaan maaf dari mereka? Apakah kalian bakal menuntut, 

"Woi! jangan nyontek dong, yang fair!"  

Terlalu banyak sudut pandang untuk melihat siapa yang salah. 
Apakah mereka sama sekali tidak merasa bersalah?
Ataukah, kita yang harus mencoba lebih dewasa bahwa dunia ini ga bakal seadil yang kalian bayangkan?

BOOM!


Akhir kata, karena sudah di akhir bulan Ramadhan sekaligus gua merasa pernah menjadi salah satu bagian yang menyebalkan di deskripsi di atas, Maulvi dan keluarga mengucapkan, Selamat Iedul Fitri 1437 H kawan-kawan! Dan gua memohon maaf lahir dan batin ya! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelangi

Guru-guru di hari buruk Senin T.T

Kesadaran Menjaga Alam itu Tumbuh saat Kuliah

Beruntung