Kesadaran Menjaga Alam itu Tumbuh saat Kuliah

"Apa yang terjadi dalam hidup-mu, bukanlah hal yang sia-sia, melainkan sebuah pelajaran."

foto kelas MPKTB - N
Itulah yang saya rasakan selama satu semester menjalani mata kuliah MPKTB, setiap pertemuannya, setiap tugasnya, setiap presentasinya, memiliki topik yang hangat dan menarik untuk dibahas apalagi diperdebatkan. Perkenalkan saya, Maulvi Muhammad Adib, mahasiswa Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan jurusan Ilmu Komunikasi.

Topik dalam mata kuliah MPKTB terbagi dalam CL dan PBL, yang menurut saya paling menarik adalah PBL atau Problem Based Learning. Di sini kita diberi suatu kasus permasalahan dan diminta untuk membuat sulosi konkret yang dapat diaplikasikan menurut pandangan kita sebagai mahasiswa.

PBL pertama mengenai kasus kekeringan yang terjadi di Indonesia. Seperti yang kita tahu, air merupakan hal penting dalam hidup kita, terutama air bersih. Sayangnya, di beberapa tempat di Indonesia mengalami kekeringan air. Penyebab kekeringan dibagi menjadi dua penyebab yaitu karena alam dan karena manusia. Kekeringan karena alam dibagi menjadi sosial ekonomi, hidrologis, meteorologis, pertanian dan hidrotopografi. Kekeringan karena manusia disebabkan kebutuhan air bersih lebih banyak daripada yang tersedia dan kerusakan kawasan tangkapan air. 

Krisis air bersih melanda di sejumlah daerah termasuk Jawa dimana sekitar 77% wilayah Jawa mengalami defisit air bersih ketika musim kemarau yang berlangsung satu hingga delapan bulan setiap tahun. Kekeringan air bersih berdampak pada banyak sektor; agraris, kesehatan, dan ekonomi. Dampak di sektor agraris adalah terganggunya ketahanan pangan, produksi tanaman menurun, dan terganggunya hidrologis lingkungan. Dampak di bidang kesehatan adalah menimbulkan banyak penyakit seperti malaria, diare, kolera, hepatitis, dan pelmairis. Dampak di bidang ekonomi adalah masyarakat diharuskan membeli air bersih yang harganya dipatok sangat tinggi.

   

Solusi yang dapat diberikan adalah dengan pembuatan lubang biopori di setiap rumah, membuat daerah resapan air, penerapan ekohidrologi, dan pompa air bertenaga surya. Dan dari setiap solusi yang diberikan, perlu partisipasi masyarakat, pihak swasta, dan pemerintah untuk menghentikan permasalahan ini.


PBL kedua membahas permasalahanan penurunan tanah di Jakarta, seperti di Muara Angke, Ancol, Cengkareng, Cikini, MH Thamrin, Cibubur, dan Pondok Indah. Penurunan tanah disebabkan proses alam, pengambilan air tanah, dan akibat beban bangunan. Penurunan tanah berdampak negatif seperti terjadinya banjir rob, kerusakan infrastruktur, kerusakan lahan, dan kerugian ekonomi. 

       

Solusi dari kami adalah dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi dan penetuan posisi yang berbasis pengamatan satelit. Digunakan untuk memantau perubahan posisi geografis bila terjadi pergerakan dalam tanah. Atau, menggunakan Magnetic Extensometer adalah alat untuk mengukur pergerakan kestabilan tanah berupa kenaikan dan penurunan tanah di kedalaman yang bervariasi. Kedua alat ini, nantinya dijadikan dasar sebagai pembangunan atau untuk mencegah dan mengurangi permasalahan penurunan tanah.

Semoga dengan materi yang ada di MPKT-B saya memiliki kemampuan manajemen alam agar nantinya alam Indonesia selalu terjaga dan dapat dioptimalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia dari tiap generasi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelangi

Guru-guru di hari buruk Senin T.T

Beruntung