Hancurnya The Dream Team
Rijal
adalah seorang kapten dari tim futsal di sekolahnya, As-Salam. Ia terkenal
sepenjuru sekolah sebagai ahli tendangan jarak jauh, ia duduk di bangku kelas 8
SMP. Walaupun ia sangat jago dalam olahraga, namun ia tak pernah melupakan
pelajaran dan tentunya akhirat. Rijal sudah hafal Juz A’mma, dan di kelas ia
selalu 10 besar.
Tambahan waktu 3 menit, Rijal berusaha keras menembus pertahanan SMP 666 sendirian, ia mencoba menendang dari jarak jauh berulang kali, ia lupa bahwa masih memiliki 4 pemain yang bisa membantunya, namun terlambat sudah, skor pun berakhir 3-2 dengan kemenangan SMP 666, the dream team tumbang untuk pertama kalinya. Rijal tertunduk lesu dan menyesal, seandainya ia bermain lebih awal, pasti tidak akan menjadi begini. Memang, penyesalan datang belakangan.
Rijal
juga memiliki teman yang sama hebatnya dalam masalah mengolah si kulit bundar,
temannya yang pertama adalah.....
Ake. Ia seorang kiper jenius yang berani jatuh bangun untuk melindungi gawangnya dari kebobolan. Ia disebut sebagai pengganti Bambang Pamungkas, padahal dia kiper.
Ake. Ia seorang kiper jenius yang berani jatuh bangun untuk melindungi gawangnya dari kebobolan. Ia disebut sebagai pengganti Bambang Pamungkas, padahal dia kiper.
Temannya
yang kedua adalah Riam, ia sangat mengidolakan Cristiano Ronaldo di Real
Madrid, jadi cara bermain dia sangat mirip, yaitu berlari, berlari, berlari,
menggocek, dan gaya rambut. Walaupun begitu ia sangat jago menggocek
lawan-lawannya hingga bingung.
Yang
ketiga adalah Yoba, badannya gempal dan sangat cocok untuk penyerang, walaupun
larinya lambat, namun akurasi dan kekuatan tendangan dia benar-benar membuat
semua kiper lawan takut. Ia juga memiliki sebutan “Hyuga”.
Yang
keempat adalah Ebet, walaupun badannya kecil dan ramping, ia bisa membuat semua
pemain bertahan kocar-kacir mengejar dia. Dia adalah kapten kedua tim futsal
ini. Mereka ber-5 sering disebut Tim Impian dan selalu menjuarai perlombaan
tingkat Provinsi.
Pada
bulan Juni, bulan yang memulai
kualifikasi tingkat provinsi, Rijal, Ake, dan Ebet sedang berkumpul di kantin
membicarakan lomba,
“Udah Juni aja nih, daftar lagi nih, haus gelar gua,”
ucap Rijal sombong,
“Gaya-gayaan lu, ntar kalah malu lagi,” kata Ake,
“Mana mungkin kalah sih? Kita kan Dream Team hehe,” Ebet membalas.
Tiba-tiba Yoba datang membawa secarik kertas,
“Weh, udah gua daftarin nih,” kata Yoba bersemangat
sambil ngos-ngosan.
“Siplah, pasti menang kita,” kata Rijal bersemangat.
Esoknya,
kualifikasi sudah dimulai, mereka ber-5 dan ditambah 2 pemain cadangan yaitu
Dama dan Uzan sudah berkumpul di gedung olahraga provinsi. Lawan pertama mereka
adalah SMP 007. Pukul 09.00 pertandingan dimulai,
“Priiiit,” bunyi peluit wasit tanda pertandingan
dimulai.
Pertandingan
berjalan sangat membosankan, karena lawan mereka tidak memberi perlawanan sama
sekali, Riam, Ebet, dan Yoba masing-masing mencetak 2 gol, dan Rijal mencetak hattrick atau 3 gol. Skor akhir 9-0.
“Haha, gampang banget tuh sekolah kita kalahin,”
ucap Rijal bahagia,
“Woles, masih banyak pertandingan jal, kita harus
menangin semua!” kata Riam.
Setelah
shalat Dzuhur diadakan pertandingan lagi yang mempertemukan As-Salam melawan
Am-Malas, sekolah yang dikenal sangat malas dan sering tawuran.
“Harus hati-hati nih lawan mereka, salah gerak,
salah ucap, berakhir tonjok-tonjokkan,” kata Ake memperingatkan,
“Yoi, yang penting sportif dan menang,” kata Rijal.
Babak
pertama berakhir dengan skor 0-0, karena Am-Malas bermain bertahan dan ada
pemain yang sangat lihai dalam counter
attack gawang Ake sempat hampir kebobolan, beruntung Ake sangat sigap dalam
menjaga gawangnya.
5
menit babak kedua dimulai, Am-Malas memecah kebuntuan, gol pinalti dari Takbo,
para supporter Am-Malas berteriak kesenangan karena bisa menjadi tim pertama
yang menjebol gawang As-Salam. Rijal hanya tersenyum sinis.
Pertandingan
pun dimulai kembali, Rijal membawa bola dari tengah lapangan hingga ke depan
gawang, tak ada yang bisa merebutnya, dan sentuhan terakhirnya ia men-chip bola ke gawang bagian atas kanan,
dan gol. Para supporter As-Salam bergantian berteriak.
Memasuki
5 menit terakhir, Riam mendapat tackle keras dari pemain Am-Malas, pemain
tersebut mendapat kartu kuning. Riam pun digantikan Dama,
“Alah, si beban maen,” ucap Rijal dalam hati,
Rijal mengambil tendangan bebas tersebut, setelah
mengambil ancang-ancang ia langsung menendang ke gawang bagian kiri dan menerpa
tiang gawang.
“Arghhhh,” teriak Rijal,
Ternyata
belum berhenti disitu bola memantul cukup jauh ke luar kotak pinalti dan disana
terdapat Dama yang mengambil ancang-ancang menendang first time dan gol. Skor berubah menjadi 2-1 dan menjadi skor akhir
pertandingan itu, As-Salam mendapat kemenangan dramatis dari seorang pemain
pengganti.
“Wih keren banget lu Dam,” ucap semua pemain ke
Dama,
“Ah biasa aja, aturan gua tuh golin,” kata Rijal
tidak terima,
“Hahaha, ngiri ya lu?” kata Yoba,
Rijal pun hanya diam.
Esok
hari sudah semifinal, dan akan melawan SMP 212 Bandung Hoki,
“Tim ini terkenal karena kehokiannya melawan tim-tim
hebat, dan hanya menang skor tipis ataupun adu pinalti,” kata Rijal memberi
arahan ke teman-temannya,
“Besok gua jadi cadangan dulu buat liat kemampuan
mereka, nanti kalo kita tertinggal gua akan masuk,” ucap Rijal dengan
sombongnya, ia berfikir akan datang sebagai pahlawan kesiangan dan namanya akan
dielu-elukan. Walaupun begitu teman-temannya pun setuju.
Semifinal
pun dimulai, Dama dan Uzan bermain sedangkan Rijal dan Ake tidak bermain. Babak
pertama, tim As-Salam sudah berhasil mencetak 3 gol atas nama Yoba, Dama, dan
Riam yang sudah sembuh dari cideranya.
“Ah sial, kalo gua masuk, gua malah dikira pemain
biasa cuma buat nambah-nambahin skor karena lawannya payah,” batin Rijal,
Skor akhir pun tetap 3-0, dan As-Salam pun mencapai
final dan akan bertemu SMP 666 yang telah menjadi musuh bebuyutan.
Final
diadakan seminggu lagi, dan setiap sekolah boleh menyaksikan pertandingan
tersebut karena pertandingan ini disponsori oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga,
“Final lawan tim musuh bebuyutan kita, jangan sampai
lengah, kita harus tetap konsenterasi, dua hari sebelum final setelah sparing, gua bakal ngasih tau siapa aja
pemain yang bakal main,” ucap Rijal dan semuanya setuju.
2
hari sebelum final mereka mengadakan sparing
melawan SMP 433 yang dikenal cukup hebat, Rijal tidak main dan melihat
kemampuan teman-temannya, setelah sparing
yang dimenangkan oleh As-Salam dengan skor 3-1, Rijal memberi tahu pemain yang
akan dimainkan saat final,
“Gua jadi cadangan dulu, Uzan, Riam, Yoba, Dama, dan
Ebet bakal main terlebih dahulu, oke?” Tanya Rijal,
“Sip deh,” ucap mereka kompak,
Hari final pun tiba, para supporter dari kedua tim maupun sekolah lain datang
menyaksikan, atmosfer yang mereka rasakan benar-benar berbeda,
“Oke, jangan nervous tetap konsen, kita pasti
menang!” ucap Rijal menyemangati,
Babak
I dimulai, dan ternyata para pemain benar-benar bermain sangat buruk-buruk,
para pemain SMP 666 sudah mengetahui taktik sekolah mereka, pertahanan tim
As-Salam digempur habis-habisan, skor babak I pun berakhir 1-0 untuk SMP 666
dari sundulan.
5
menit babak II dimulai, semua pemain As-Salam hilang focus, dengan mudahnya
gawang Uzan dijebol melalu tendangan bebas, dan tendangan spekulasi jarak jauh,
skor pun berubah menjadi 3-0.
“Ini saatnya gua main,” ucap Rijal dengan tersenyum,
Rijal
pun masuk menggantikan Yoba, 2 menit setelah Rijal masuk, As-Salam mencetak gol
balasan, berawal dari umpan satu-dua bersama Dama, Rijal melepaskan tendangan
dari dalam kotak pinalti lurus yang sempat tertepis oleh kiper SMP 666 namun
tetap masuk. 3-1 SMP 666 tetap memimpin.
Namun,
waktu tersisa 5 menit lagi, As-Salam kesulitan menembus pertahanan SMP 666, dan
ketika As-Salam melakukan counter attack
Riam dijatuhkan di dalam kotak pinalti, Rijal sempat adu mulut dan
dorong-dorongan dengan kapten SMP 666, dan mereka berdua mendapat kartu kuning.
Rijal mengambil pinalti tersebut dan berhasil mencetak gol. Skor pun berubah
menjadi 3-2 SMP 666 masih memimpin.
Tambahan waktu 3 menit, Rijal berusaha keras menembus pertahanan SMP 666 sendirian, ia mencoba menendang dari jarak jauh berulang kali, ia lupa bahwa masih memiliki 4 pemain yang bisa membantunya, namun terlambat sudah, skor pun berakhir 3-2 dengan kemenangan SMP 666, the dream team tumbang untuk pertama kalinya. Rijal tertunduk lesu dan menyesal, seandainya ia bermain lebih awal, pasti tidak akan menjadi begini. Memang, penyesalan datang belakangan.
Komentar
Posting Komentar
Yuk, berikan kritik dan komentar!