Hancurnya The Dream Team

          Rijal adalah seorang kapten dari tim futsal di sekolahnya, As-Salam. Ia terkenal sepenjuru sekolah sebagai ahli tendangan jarak jauh, ia duduk di bangku kelas 8 SMP. Walaupun ia sangat jago dalam olahraga, namun ia tak pernah melupakan pelajaran dan tentunya akhirat. Rijal sudah hafal Juz A’mma, dan di kelas ia selalu 10 besar.

          Rijal juga memiliki teman yang sama hebatnya dalam masalah mengolah si kulit bundar, temannya yang pertama adalah.....

Ake. Ia seorang kiper jenius yang berani jatuh bangun untuk melindungi gawangnya dari kebobolan. Ia disebut sebagai pengganti Bambang Pamungkas, padahal dia kiper. 

          Temannya yang kedua adalah Riam, ia sangat mengidolakan Cristiano Ronaldo di Real Madrid, jadi cara bermain dia sangat mirip, yaitu berlari, berlari, berlari, menggocek, dan gaya rambut. Walaupun begitu ia sangat jago menggocek lawan-lawannya hingga bingung.

          Yang ketiga adalah Yoba, badannya gempal dan sangat cocok untuk penyerang, walaupun larinya lambat, namun akurasi dan kekuatan tendangan dia benar-benar membuat semua kiper lawan takut. Ia juga memiliki sebutan “Hyuga”.

          Yang keempat adalah Ebet, walaupun badannya kecil dan ramping, ia bisa membuat semua pemain bertahan kocar-kacir mengejar dia. Dia adalah kapten kedua tim futsal ini. Mereka ber-5 sering disebut Tim Impian dan selalu menjuarai perlombaan tingkat Provinsi.

          Pada bulan Juni, bulan yang  memulai kualifikasi tingkat provinsi, Rijal, Ake, dan Ebet sedang berkumpul di kantin membicarakan lomba,
“Udah Juni aja nih, daftar lagi nih, haus gelar gua,” ucap Rijal sombong,
“Gaya-gayaan lu, ntar kalah malu lagi,” kata Ake,
“Mana mungkin kalah sih? Kita kan Dream Team hehe,” Ebet membalas.
Tiba-tiba Yoba datang membawa secarik kertas,
“Weh, udah gua daftarin nih,” kata Yoba bersemangat sambil ngos-ngosan.
“Siplah, pasti menang kita,” kata Rijal bersemangat.

          Esoknya, kualifikasi sudah dimulai, mereka ber-5 dan ditambah 2 pemain cadangan yaitu Dama dan Uzan sudah berkumpul di gedung olahraga provinsi. Lawan pertama mereka adalah SMP 007. Pukul 09.00 pertandingan dimulai,
“Priiiit,” bunyi peluit wasit tanda pertandingan dimulai.

          Pertandingan berjalan sangat membosankan, karena lawan mereka tidak memberi perlawanan sama sekali, Riam, Ebet, dan Yoba masing-masing mencetak 2 gol, dan Rijal mencetak hattrick atau 3 gol. Skor akhir 9-0.
“Haha, gampang banget tuh sekolah kita kalahin,” ucap Rijal bahagia,
“Woles, masih banyak pertandingan jal, kita harus menangin semua!” kata Riam.

          Setelah shalat Dzuhur diadakan pertandingan lagi yang mempertemukan As-Salam melawan Am-Malas, sekolah yang dikenal sangat malas dan sering tawuran.
“Harus hati-hati nih lawan mereka, salah gerak, salah ucap, berakhir tonjok-tonjokkan,” kata Ake memperingatkan,
“Yoi, yang penting sportif dan menang,” kata Rijal.

          Babak pertama berakhir dengan skor 0-0, karena Am-Malas bermain bertahan dan ada pemain yang sangat lihai dalam counter attack gawang Ake sempat hampir kebobolan, beruntung Ake sangat sigap dalam menjaga gawangnya.

          5 menit babak kedua dimulai, Am-Malas memecah kebuntuan, gol pinalti dari Takbo, para supporter Am-Malas berteriak kesenangan karena bisa menjadi tim pertama yang menjebol gawang As-Salam. Rijal hanya tersenyum sinis.

          Pertandingan pun dimulai kembali, Rijal membawa bola dari tengah lapangan hingga ke depan gawang, tak ada yang bisa merebutnya, dan sentuhan terakhirnya ia men-chip bola ke gawang bagian atas kanan, dan gol. Para supporter As-Salam bergantian berteriak. 

          Memasuki 5 menit terakhir, Riam mendapat tackle keras dari pemain Am-Malas, pemain tersebut mendapat kartu kuning. Riam pun digantikan Dama,
“Alah, si beban maen,” ucap Rijal dalam hati,
Rijal mengambil tendangan bebas tersebut, setelah mengambil ancang-ancang ia langsung menendang ke gawang bagian kiri dan menerpa tiang gawang.
“Arghhhh,” teriak Rijal, 

          Ternyata belum berhenti disitu bola memantul cukup jauh ke luar kotak pinalti dan disana terdapat Dama yang mengambil ancang-ancang menendang first time dan gol. Skor berubah menjadi 2-1 dan menjadi skor akhir pertandingan itu, As-Salam mendapat kemenangan dramatis dari seorang pemain pengganti.
“Wih keren banget lu Dam,” ucap semua pemain ke Dama,
“Ah biasa aja, aturan gua tuh golin,” kata Rijal tidak terima,
“Hahaha, ngiri ya lu?” kata Yoba,
Rijal pun hanya diam.
           
Esok hari sudah semifinal, dan akan melawan SMP 212 Bandung Hoki,
“Tim ini terkenal karena kehokiannya melawan tim-tim hebat, dan hanya menang skor tipis ataupun adu pinalti,” kata Rijal memberi arahan ke teman-temannya,
“Besok gua jadi cadangan dulu buat liat kemampuan mereka, nanti kalo kita tertinggal gua akan masuk,” ucap Rijal dengan sombongnya, ia berfikir akan datang sebagai pahlawan kesiangan dan namanya akan dielu-elukan. Walaupun begitu teman-temannya pun setuju.
           
Semifinal pun dimulai, Dama dan Uzan bermain sedangkan Rijal dan Ake tidak bermain. Babak pertama, tim As-Salam sudah berhasil mencetak 3 gol atas nama Yoba, Dama, dan Riam yang sudah sembuh dari cideranya.
“Ah sial, kalo gua masuk, gua malah dikira pemain biasa cuma buat nambah-nambahin skor karena lawannya payah,” batin Rijal,
Skor akhir pun tetap 3-0, dan As-Salam pun mencapai final dan akan bertemu SMP 666 yang telah menjadi musuh bebuyutan.
         
 Final diadakan seminggu lagi, dan setiap sekolah boleh menyaksikan pertandingan tersebut karena pertandingan ini disponsori oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga,
“Final lawan tim musuh bebuyutan kita, jangan sampai lengah, kita harus tetap konsenterasi, dua hari sebelum final setelah sparing, gua bakal ngasih tau siapa aja pemain yang bakal main,” ucap Rijal dan semuanya setuju.
           
2 hari sebelum final mereka mengadakan sparing melawan SMP 433 yang dikenal cukup hebat, Rijal tidak main dan melihat kemampuan teman-temannya, setelah sparing yang dimenangkan oleh As-Salam dengan skor 3-1, Rijal memberi tahu pemain yang akan dimainkan saat final,
“Gua jadi cadangan dulu, Uzan, Riam, Yoba, Dama, dan Ebet bakal main terlebih dahulu, oke?” Tanya Rijal,
“Sip deh,” ucap mereka kompak,
          
Hari final pun tiba, para supporter dari kedua tim maupun sekolah lain datang menyaksikan, atmosfer yang mereka rasakan benar-benar berbeda,
“Oke, jangan nervous tetap konsen, kita pasti menang!” ucap Rijal menyemangati,
           
Babak I dimulai, dan ternyata para pemain benar-benar bermain sangat buruk-buruk, para pemain SMP 666 sudah mengetahui taktik sekolah mereka, pertahanan tim As-Salam digempur habis-habisan, skor babak I pun berakhir 1-0 untuk SMP 666 dari sundulan.
          
 5 menit babak II dimulai, semua pemain As-Salam hilang focus, dengan mudahnya gawang Uzan dijebol melalu tendangan bebas, dan tendangan spekulasi jarak jauh, skor pun berubah menjadi 3-0.
“Ini saatnya gua main,” ucap Rijal dengan tersenyum,
           
Rijal pun masuk menggantikan Yoba, 2 menit setelah Rijal masuk, As-Salam mencetak gol balasan, berawal dari umpan satu-dua bersama Dama, Rijal melepaskan tendangan dari dalam kotak pinalti lurus yang sempat tertepis oleh kiper SMP 666 namun tetap masuk. 3-1 SMP 666 tetap memimpin.
           
Namun, waktu tersisa 5 menit lagi, As-Salam kesulitan menembus pertahanan SMP 666, dan ketika As-Salam melakukan counter attack Riam dijatuhkan di dalam kotak pinalti, Rijal sempat adu mulut dan dorong-dorongan dengan kapten SMP 666, dan mereka berdua mendapat kartu kuning. Rijal mengambil pinalti tersebut dan berhasil mencetak gol. Skor pun berubah menjadi 3-2 SMP 666 masih memimpin.
           
Tambahan waktu 3 menit, Rijal berusaha keras menembus pertahanan SMP 666 sendirian, ia mencoba menendang dari jarak jauh berulang kali, ia lupa bahwa masih memiliki 4 pemain yang bisa membantunya, namun terlambat sudah, skor pun berakhir 3-2 dengan kemenangan SMP 666, the dream team tumbang untuk pertama kalinya. Rijal tertunduk lesu dan menyesal, seandainya ia bermain lebih awal, pasti tidak akan menjadi begini. Memang, penyesalan datang belakangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelangi

Guru-guru di hari buruk Senin T.T

Kesadaran Menjaga Alam itu Tumbuh saat Kuliah

Beruntung